Dorong Pencegahan Stunting, BKKBN Banten Adakan Kegiatan Gathering Bersama Insan Media

- Kamis, 25 Mei 2023 | 17:57 WIB
Dorong Pencegahan Stunting, BKKBN Banten Adakan Kegiatan Gathering Bersama Insan Media (BKKBN Banten )
Dorong Pencegahan Stunting, BKKBN Banten Adakan Kegiatan Gathering Bersama Insan Media (BKKBN Banten )

fajarbanten.com - Dalam rangka memperkuat Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta percepatan penurunan kasus stunting di Provinsi Banten, Perwakilan BKKBN Provinsi Banten mengadakan kegiatan Gathering Bersama Insan Media/Jurnalis dengan tema "Kolaborasi Bersama dalam Menggerakkan Masyarakat untuk Cegah Stunting".

Turut hadir Kepala BKKBN Provinsi Banten Rusman Efendi, Sekretaris BKKBN Banten Ganda Putra, Ketua TPPS Kabupaten Lebak Ade Sumardi, Ketua PWI Banten, Rian Nopandra, Sekretaris PWI Banten Nasrudin, Dosen Ilmu Komunikasi Untirta Puspita Asri, Koordinator Manajer PPS Rikiy, dan puluhan wartawan di Banten.

Kepala BKKBN Banten, Rusman Evendi, menyampaikan bahwa penanganan stunting sangat penting dalam menyongsong bonus demografi Indonesia pada tahun 2045. Bonus demografi tersebut tidak akan tercapai jika angka stunting tidak diturunkan atau diatasi dengan baik.

"Pada masa bonus demografi, Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif yang lebih banyak dibandingkan dengan nonproduktif. Namun, hal ini tidak akan tercapai tanpa pengorbanan, salah satunya adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)," katanya dalam kegiatan, Kamis 25 Mei 2023.

Rusman membeberkan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting terbaru di Indonesia mencapai 21,6 persen. Namun, angka stunting di Provinsi Banten berhasil menurun menjadi 20 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 24,4 persen.

"Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan pada anak, yang melibatkan pertumbuhan fisik dan kecerdasan di bawah rata-rata," ucapnya.

"Beberapa faktor yang menyebabkan stunting antara lain kekurangan gizi dalam jangka waktu yang panjang, sering mengalami sakit-sakitan, dan pola asuh yang tidak tepat," imbuhnya.

Rusman Evendi menilai, menyampaikan informasi mengenai dampak stunting kepada masyarakat sangat penting, karena anak-anak yang mengalami stunting berisiko menghadapi masa depan yang suram.

Lebih lanjut ia menyampaikan, dalam penanganan stunting, terdapat tiga pendekatan yang harus dilakukan. Pertama, sasaran penanganan dimulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, anak balita, dan balita.

Kedua, penanganan dilakukan secara kolaboratif melalui pendekatan pentahelix atau melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, media massa, perguruan tinggi, dan komunitas.

Ketiga, intervensi penanganan harus dilakukan terhadap penderita stunting.

"Di Provinsi Banten, Kabupaten Lebak menjadi daerah percontohan dalam penanganan stunting. Selain menjalankan program dari provinsi, Kabupaten Lebak juga menciptakan berbagai inovasi dalam penanganan stunting," jelasnya.

Sementara Sekretaris BKKBN Banten, Yuda Ganda Putra, menjelaskan bahwa terdapat program Dulur Penting atau Donasi Telur Penanganan Stunting yang saat ini masuk dalam kompetisi inovasi pelayanan publik Kementerian PANRB. Program ini dijalankan melalui tiga warung Dulur Penting, yaitu Balai Penyuluh Kota Serang, Balai Penyuluh Rangkas, dan kantor perwakilan BKKBN.

"Program penyaluran telur ini dilakukan secara tepat sasaran melalui tim penyuluh keluarga berencana dan tim pendamping keluarga," katanya.

Selain itu, terdapat program lain yang dikenal sebagai "Bapak Asuh". Program ini mengarahkan donatur yang bersedia menjadi bapak asuh bagi anak-anak yang mengalami stunting. Adapun penyaluran bantuan akan dilakukan melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) atau Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) di kabupaten/kota.

Halaman:

Editor: Rahman Malik

Tags

Terkini

Ini Kata ATN Dalam Halal Bihalal Pepabri

Rabu, 17 Mei 2023 | 15:12 WIB

Firdaus: Al-Muktabar Patut Dipertahankan

Kamis, 4 Mei 2023 | 11:04 WIB
X